Dampak teknologi terhadap rahim yang tidak siap hamil

pergerakan teknologi dan informasi seringkali menjadi kambing hitam dalam penyalahgunaan informasi oleh remaja yang secara emosional mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Akses informasi yang mudah untuk dikonsumsi segala usia merupakan sasaran empuk yang dapat memicu terjadinya penyimpanagan-penyimpangan sosial, khususnya usia-usia yang membahayakan seperti usia remaja. Salah satu contohnya adalah kemudahan mengakses gambar atau video porno yang diakses oleh para remaja.
Penyalahgunaan ini akan berdampak langsung pada lingkungan sosial yang tercipta di lingkungan remaja itu sendiri. Para generasi muda ini lebih cenderung menjerumuskan diri kearah yang negatif daripada memanfaatkan nilai-nilai positif yang bisa didapat dari kemajuan teknologi.
Lebih jauh lagi sifat rasa ingin tahu yang berlebih dalam diri remaja dapat membuat mereka ingin selalu mengimitasikan ( meniru ) hal-hal negatif yang telah mereka lihat melalui internet. Seperti contoh yang telah disebutkan diatas,video porno misalnya. Jika remaja tidak mampu mengendalikan dirinya , secara tidak langsung kemungkinan mereka untuk meniru video porno tersebut pun berprosentase besar.


Dari data yang diperoleh, remaja berusia 15-19 tahun melahirkan, 4 juta melakukan aborsi. Tentu ini adalah fakta yang sangat mengerikan.kehamilan di luar nikah tentu tidak diinginkan oleh siapapun , termasuk si cewek yang mengalaminya.secara psikologis remaja dibawah umur 20 tahun tidak siap untuk mengalami kehamilan , begitupun rahimnya , rahim remaja ini masih terlalu muda bagi perkembangan si janin. Apalagi kehamilan di luar nikah , tentu saja banyak sekali tekanan-tekanan mental yang akan dialami oleh calon ibu, baik itu tekanan intern (dari dalam diri) Karena perasaan bersalah dan malu , juga akan timbul tekanan ekstern, yaitu tekanan dari keluarga serta masyarakat sekitar.
Sebenarnya, dapat kita katakan sudah tidak ada lagi solusi yang ‘menyenangkan’ yang dapat kita sodorkan ketika kehamilan di luar nikah telah terjadi. Setiap solusi-solusi tersebut pun pasti memiliki dampak buruk. Dalam kasus ini, preventif lebih disarankan. ‘Mencegah labih baik daripada mengobati’. Langkah-langkah kecil yang bisa berdampak besar adalah pencegahan langsung melalui teknologi, yaitu dengan cara membatasi akses situs-situs porno di internet. Juga membatasi info-info yang belum pantas diketahui oleh remaja. Info yang dimaksudkan dalam hal ini adalah info-info yang tidak bertanggungjawab, mengenai sex misalnya.
Kecanggihan teknologi di era globalisasi seperti sekaarang ini tentunya harus diimbangi dengan pengawasan-pengawasan yang cukup agar tidak menimbulkan kerugian-kerugian yang tidak diinginkan . jika dilakukan pengawasan terhadap remaja dalam memperoleh info-info dari dunia maya, maka secara tidak langsung efek negatif itu tidak akan muncul (kenakalan remaja) , justru hal ini akan mengembangkan daya pikir remaja yang kreatif akan menciptakan sinergi-sinergi positif remaja terhadap kemajuan teknologi.
Jadi pada hakikat penyimpangan timbul bukan karena kemajuan teknloginya , namun itu terjadi karena pengawasan dari pihak-pihak yang terlibat kurang, seperti orang tua, lingkungan sekolah, dan lain sebagainya.yang harus kita hindari bukanlah kemajuan teknologi itu, namun kita harusnya tidak melalaikan pengawasan pada dampak negatif yang ditimbulkan oleh teknologi itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar