PELATIHAN GURU BK SE-KOTA MALANG(DOCUMENTARY)

inilah beberapa hasil jepretan kami saat mengikuti kegiatan pelatihan yang diadakan pada tanggal 9 oktober 2010 di Universitas Muhammadyah Malang.
ini adalah salah satu penampilan dari nasiyid SMAN 8 Malang.
ini suasanu di dalam gedung.

memang tidak terlalu banyak foto yang kami(aku) ambil, tapi manfaat yang kami dapat dari pelatihan tersebut, seperti misalnya melihat sesuatu dari berbagai sudut pandang, bahwa sesuatu akan terlihat sangat berbeda tergantung apa yang kita pikirkan. Maka itu lihatlah sesuatu dengan hati yang tulus agar semuanya menjadi bermakna dan indah.

by aris

Psikologi Remaja

Kata “remaja” berasal dari bahasa latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to grow maturity (Golinko, 1984 dalam Rice, 1990). Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefinisikan remaja sebagai periode pertumbuhan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Papalia dan Olds (2001) tidak memberikan pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui pengertian masa remaja (adolescence).

Menurut Papalia dan Olds (2001), masa remaja adalah masa transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa yang pada umumnya dimulai pada usia 12 atau 13 tahun dan berakhir pada usia akhir belasan tahun atau awal dua puluhan tahun.

Menurut Adams & Gullota (dalam Aaro, 1997), masa remaja meliputi usia antara 11 hingga 20 tahun. Sedangkan Hurlock (1990) membagi masa remaja menjadi masa remaja awal (13 hingga 16 atau 17 tahun) dan masa remaja akhir (16 atau 17 tahun hingga 18 tahun). Masa remaja awal dan akhir dibedakan oleh Hurlock karena pada masa remaja akhir individu telah mencapai transisi perkembangan yang lebih mendekati masa dewasa.

Papalia & Olds (2001) berpendapat bahwa masa remaja merupakan masa antara kanak-kanak dan dewasa. Sedangkan Anna Freud (dalam Hurlock, 1990) berpendapat bahwa pada masa remaja terjadi proses perkembangan meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi perubahan dalam hubungan dengan orangtua dan cita-cita mereka, dimana pembentukan cita-cita merupakan proses pembentukan orientasi masa depan.

Transisi perkembangan pada masa remaja berarti sebagian perkembangan masa kanak-kanak masih dialami namun sebagian kematangan masa dewasa sudah dicapai (Hurlock, 1990). Bagian dari masa kanak-kanak itu antara lain proses pertumbuhan biologis misalnya tinggi badan masih terus bertambah. Sedangkan bagian dari masa dewasa antara lain proses kematangan semua organ tubuh termasuk fungsi reproduksi dan kematangan kognitif yang ditandai dengan mampu berpikir secara abstrak (Hurlock, 1990; Papalia & Olds, 2001).

Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada rentang kehidupan (Papalia & Olds, 2001). Perubahan itu dapat terjadi secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir secara konkret menjadi abstrak (Papalia dan Olds, 2001). Perkembangan dalam kehidupan manusia terjadi pada aspek-aspek yang berbeda. Ada tiga aspek perkembangan yang dikemukakan Papalia dan Olds (2001), yaitu: (1) perkembangan fisik, (2) perkembangan kognitif, dan (3) perkembangan kepribadian dan sosial.

Aspek-aspek perkembangan pada masa remaja
Perkembangan fisik
Yang dimaksud dengan perkembangan fisik adalah perubahan-perubahan pada tubuh, otak, kapasitas sensoris dan ketrampilan motorik (Papalia & Olds, 2001). Perubahan pada tubuh ditandai dengan pertambahan tinggi dan berat tubuh, pertumbuhan tulang dan otot, dan kematangan organ seksual dan fungsi reproduksi. Tubuh remaja mulai beralih dari tubuh kanak-kanak yang cirinya adalah pertumbuhan menjadi tubuh orang dewasa yang cirinya adalah kematangan. Perubahan fisik otak sehingga strukturnya semakin sempurna meningkatkan kemampuan kognitif (Piaget dalam Papalia dan Olds, 2001).

This is the beginning

“MARI BELAJAR BERSAMA DALAM MENGHADAPI MASALAH”



Dalam kehidupan pasti ada masa-masa berat , masa-masa yang begitu membuat hati kita merasa terkucil, terpencil dari peredaran kebahagiaan. Entah kita sedang ditempa musibah, entah menghadapi masalah yang pelik dan tentu saja banyak sekali faktor-faktor yang dapat membuat manusia itu merasa ada di roda bawah.  Keadaan seperti ini sangat wajar sekali  dialami oleh manusia, jadi jangan pernah berpikir bahwa hanya anda saja yang mengalaminya.

Sebenarnya saat inilah, saat dimana kita mendapat masalah adalah waktu yang sangat tepat untuk melakukan petualangan dalam mengenal diri kita, seberapa kuat kita menghadapi gempuran-gempuran dari luar maupun dalam, Seberapa pintar kita dalam menyelesaikan masalah ,  atau seberapa lihai kita dalam memecahkan masalah. Di masa-masa ini kita begitu diuji dalam mengendalikan emosi dan menyelesaikan pertentangan batin dengan pikiran yang jernih. Namun pada kenyataan justru di saat ini kita begitu terpaku pada kesalahan diri dan cenderung merasa putus asa atas apa yang telah terjadi. Sebenarnya itu semua takkan terjadi jika kita bersikap tenang dan berusaha langsung menuju pada inti pemasalahannya. Setelah kita berhasil menelaah penyebab inti permasalahan , coba bersikap tenang dan secara perlahan berusaha mencari jalan keluar yang tepat.