ODHA Pada Sisi Psikologi


Sebenarnya, tanpa kita sadari, ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) mengalami tekanan psikologi yang cukup hebat. Walaupun anda tidak melihatnya secara fisik. Karena, orang-orang yang sebelumnya ada di sekitar kehidupanya, menghindar dan menganggap mereka sebagai orang yang hina, tidak pantas dikasihani, dianggap sebagai orang jama`ah cafe remang-remang, aib bagi keluarga, dan lain sebagainya. Padahal HIV/AIDS tidak selalu datang karena mereka melakukan hal berdosa itu. Bisa karena kontak dengan darah penderita yang tidak mereka kenal.
Di lain sisi, mereka juga mendapatkan tekanan yang tak kalah hebat dari rasa sakit tubuh mereka, yaitu HIV/AIDS yang mengerogoti tubuh mereka, yang membuat mereka berumur tidak panjang lagi, vonis yang dijatuhkan pada mereka menjadikan makin berat tekanan psikologi yang harus mereka tanggung disamping ejekan dari masyarakat sekitar.
Sebenarnya, mereka yang menganggap ODHA sebagai orang yang tidak pantas, adalah orang yang lebih buruk dari orang yang mereka anggap jelek sekalipun. Karena disini, tugas kita dan orang-orang yang ada disekitar si-penderita HIV/AIDS adalah menyemangati mereka. Karena, mereka bukan bahan ejekan. Mendorong semangat si-ODHA untuk tetap menjalani hidup, memberikan perhatian khusus agar dia merasa dianggap berada di tengah mayarakat. Bukan menjatuhkannya dengan ejekan dan sebutan-sebutan yang tidak layak.
Banyak ODHA yang memilih jalan bunuh diri karena tidak kuat menghadapi tekanan yang datang bertubi-tubi, dan tidak ada yang mau mendengarkan jeritan hati mereka. Atau menginfeksi korban. Karena dia ingin orang lain ikut merasakan penderitaan dan tekanan hidup karena status penderita HIV/AIDS.
Bayangkan jika semua itu terjadi pada diri kita. Apakah kita mau dipinggirkan oleh orang-orang disekitar kita, oleh teman-teman kita, sahabat kita? Disaat sudah tidak ada lagi pendorong semangat karena mereka sudah yang enggan pada anda karena HIV/AIDS yang tidak anda inginkan. Penyakit yang datang tanpa anda inginkan dan tidak pernah anda inginkan. Ketika anda sudah menyerah, putus asa menerima kenyataan hidup. Ketika bunuh diri sudah menjadi planning. Apa yang akan anda lakukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar